Perubahan Trend Iklan di Indonesia (Tahun 2016)

perubahan trend iklan di Indonesia

a stepping stone, image credit by lammy lambertus maengkom

Menjelang pertengahan tahun 2016 ini semakin banyak terlihat di website baik di youtube video maupun di facebook video iklan-iklan dari perusahaan ecommerce / marketplace seperti BukaLapak.Com dan juga iklan produk komersial seperti AXE (parfum pria) yang berdurasi diatas 5 menit. Hal ini menandakan momentum perubahan trend iklan Indonesia dari media Televisi ke media Digital Online. Perubahan trend iklan ini akan membawa pengaruh besar baik dari sisi perusahaan pemasang iklan maupun media televisi nasional.

Efisiensi dan efektifitas akan menjadi sesuatu yang lebih terukur sebagai dampak dari perubahaan tersebut.

Kenapa Perubahan Trend Iklan di Indonesia ini Terjadi ?

Kondisi ekonomi Indonesia dari pertengahan tahun 2015 kemarin hingga pertengahan tahun 2016 ini dimana daya beli masyarakat menurun drastis, perusahaan dituntut melakukan penghematan sebisa mungkin, hal inilah turut menjadi dasar perubahan trend iklan di Indonesia.

Terutama untuk perusahaan berbasis internet seperti Tokopedia, BukaLapak, OLX, Elevenia, Lazada dan lainnya, tentu ada perbedaan yang mulai mereka rasakan antara menempatkan iklan di TV dan di media Internet seperti di Youtube dan Facebook disamping memang mungkin strategi jangka panjang mereka adalah menempatkan iklan di media digital, sedangkan di media televisi hanya sebatas branding secara nasional.

Para pengguna internet baik mobile dan dekstop, tentunya akan lebih mudah untuk melakukan suatu reaksi terhadap informasi yang mereka terima saat beraktifitas di Internet. Semisal mereka lihat iklan BukaLapak seperti dibawah ini, maka mereka dapat langsung membuka website BukaLapak dan ini saja sudah memberikan jumlah pengunjung ke website BukaLapak.Com.

Iklan Bukalapak “Medok – Meniti Jalan Pulang” tersebut diatas yang mulai di tayangkan per 19 May 2016, saat ini mencapai 553.000 kali ditonton, dan di facebook sudah mencapai 2.7jt tayangan dan terus bertambah, tentunya dari jumlah tayangan tersebut yang naik juga memberikan kenaikan terhadap orang yang mengunjungi website BukaLapak.

Sementara penetrasi pengguna internet di Indonesia meningkat, kebanyakan orang lebih sering di depan ponsel ketimbang di depan TV atau di depan TV akan tetapi mata mereka ke ponsel. Oleh karena itu pihak operator telekomunikasi pun sudah mulai menyesuaikan diri terhadap fenomena ini yakni dengan membuat sebuah saluran iklan digital.

Efektifitas Iklan Digital di Indonesia

Seperti yang kami jelaskan mengenai kriteria efektifitas iklan video ecommerce yang mana memiliki unsur menghibur, inspiratif dan memberikan strong call to action untuk para pemirsa baik bergabung sebagai member marketplace maupun membeli produk.

Contoh pada iklan video BukaLapak.Com yang kreatif dan inspiratif, memberikan hasil kenaikan jumlah pengunjung website e-commerce tersebut dalam waktu cepat. Hal ini dapat terlihat dari 301.000 pengunjung per hari di bulan pertengahan April 2016 hingga akhir May 2016 ini mencapai 317.000 pengunjung per hari, sehingga terdapat kenaikan 16.000 pengunjung per hari atau 480.000 pengunjung per bulan, tentunya jika dihitung dengan biaya iklan google adsense yang mencapai Rp. 3000 per klik maka biaya yang dibutuhkan untuk iklan tersebut sekitar Rp. 1.5 milyar bukan ? mungkin dengan strategi tertentu biaya tersebu dapat berkurang hingga setengahnya.

Alasan lainnya dari perubahan trend iklan di Indonesia adalah alasan ekonomi, saat menghadapi daya beli yang lesu dimana biaya iklan di TV tetap maka hal ini mendorong team pemasaran melakukan terobosan dengan melihat peluang saluran pemasaran secara digital yang mana jauh lebih murah dan lebih dapat terukur jumlah pemirsanya, sedangkan iklan TV jumlah pemirsanya kebanyakan dilihat dari survey yang dilakukan oleh lembaga riset AC Nielsen sedangkan jumlah pemirsa sedianya selalu berubah dinamis.

Perubahan trend iklan ini juga di dorong dengan efektifitas jenis iklan di internet dimana iklan video merupakan pilihan terbaik saat ini. Dengan penyampaian yang jelas dan “melegakan” perasaan para pemirsa tentunya akan lebih berkesan di tiap pemirsa iklan. Hal inilah yang dapat memberikan efek pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pemasang iklan tersebut. Silahkan lihat iklan parfum Axe – Axelerate The Series – yang Inspiratif berdurasi di atas 5 menit dibawah ini.

Iklan AXE tersebut saat ini sudah di tonton 270.000 kali, tentunya jumlah tersebut bisa jadi satu orang melihat berkali-kali namun ini justru menandakan efektifitas iklan tersebut. Ide iklan kreatif yang menawarkan nilai pada pemirsa akan lebih disukai orang pada umumnya dengan segment usia tertentu, bahkan jika perlu iklan tersebut harus bisa “menggerakkan” adrenalin para pemirsanya.

Sekarang bisa kita bandingkan iklan di TV yang per 30 detik merogoh katakanlah Rp. 30jt per sekali tayang pada prime time, maka jika seperti iklan parfum AXE pada video youtube yang berdurasi 6 menit maka dibutuhkan Rp. 180jt per sekali tayang dimana jumlah pemirsa yang melihat iklan tersebut tidak dapat terukur, sehingga mau tidak mau untuk mencapai jumlah pemirsa seperti yang dikatakan oleh AGB Nielsen mereka harus melakukan setidaknya 10 x 6 menit tayangan per bulan agar faktor jumlah pemirsa yang dinamis dapat ter-cover, dan biaya yang dibutuhkan mungkin sekitar Rp. 1.8 milyar, namun itu pun belum dapat dipastikan apakah pemirsa iklan di televisi tersebut merubah channel ke TV lain atau meninggalkan TV dalam keadaan menyala.

Biaya Iklan Video Youtube dan Facebook

Sebagai tanggapan atas perubahan trend iklan berdurasi detik ke menit dan dari media televisi ke media digital, para perusahaan media televisi masing-masing telah mempersiapkan iklan digital pada situs berita mereka. Gambaran biaya penayangan iklan video digital adalah sebagai berikut:

  • Youtube: antara Rp. 39jt sampai 100jt per 100.000 views, jika iklan anda menarik maka biaya yang dikeluarkan akan semakin hemat.
  • Facebook Video: antara Rp. 6jt sampai Rp. 13jt sampai per 100.000 views, juga semakin menarik iklan tersebut semakin hemat biaya yang dikeluarkan.

Gambaran biaya iklan tersebut berdasarkan riset dan pengalaman kami sendiri dalam melakukan iklan di kedua saluran media iklan digital tersebut, sehingga untuk mencapai 1 juta tayangan di Facebook maka biaya yang dibutuhkan antara Rp. 60jt sampai 130jt, dan baik di Facebook maupun di Youtube dapat diberikan tombol untuk strong call to action semisal “Daftar Sekarang” atau “Beli Sekarang” atau “Jual Sekarang” atau “Bergabung”.

Sayangnya iklan BukaLapak Episode Medok diatas belum diberikan tombol strong call to action, dimana sebetulnya dengan tombol tersebut dapat diintegrasikan langsung ke pendaftaran menggunakan akun facebook, dengan demikian BukaLapak.Com dapat menambah subscriber lebih cepat dan efektif dengan cara seperti itu dimana hal ini dapat juga mendorong peningkatan popularitas website dari segala aspek terutama dalam hal persaingan ecommerce di Indonesia yang menuntut kreatifitas dari perusahaan tersebut selain dalam mengatasi perubahan-perubahan.

Dalam persaingan ecommerce, kami melihat adanya peluang saling mematikan dalam menghadapi persaingan. Misalnya saja dapat dilakukan suatu persepsi publik bahwa jual beli di Internet sebaiknya di website market place, bukan di website iklan baris seperti OLX, tentunya hal ini dapat “mematikan” pertumbuhan OLX sedikit demi sedikit hingga akhirnya pun pihak OLX harus berani melakukan perubahan dengan inovasi-inovasi yang lebih strategis.

Untuk perusahaan media televisi pun, sebetulnya fenomena perubahan trend iklan di Indonesia ini dapat diatasi dengan mengadakan situs marketplace atau ecommerce pada website media televisi baik untuk umum, maupun untuk produsen pemasang iklan, atau dengan cara lainnya semisal memberikan software gratis dimana didalamnya ada iklan video, dan masih banyak hal kreatif lainnya yang dapat dilakukan untuk menawarkan pemasangan iklan yang lebih terukur dan efektif. Dan ini akan memberikan trend baru lagi pada dunia pertelevisian nasional.

Walaupun Bank Indonesia memprediksi bahwa tekanan ekonomi global telah mereda yang mungkin sepertinya didasari dengan kenaikan harga minyak dunia yang disebabkan pembatasan produksi oleh OPEC, namun sudah bukan jamannya lagi perusahaan “menghamburkan” biaya pemasangan iklan, karena kreatifitaslah sekarang yang lebih dapat menentukan efektifitas iklan.

Demikian perubahan trend iklan di Indonesia ini kami jelaskan agar seluruh pihak yang berkepentingan mendapatkan gambaran jelas saat ini dan kedepannya sehingga dapat selalu mengikuti perubahan yang ada. Semoga bermanfaat..

disclaimer:

Untuk informasi, data, sanggahan atau keberatan, konsultasi : silahkan hubungi kami sangat terbuka untuk keperluan anda, persepsi ini kami buat berdasar penelitian dan pengalaman kurang lebih 15 tahun dalam dunia pemasaran online (ecommerce, website, dan social).

 

Advertisement

Kategori

Powered by

digital marketing specialist
Jasa SEO Indonesia Terbaik

Artikel Terkait

Pin It on Pinterest

Share This