Konsumsi Daging Sapi di Indonesia dan Ketersediaannya

Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan ekonomi penduduk yang sangat luar biasa. Hal ini bisa dibuktikan dengan tingginya tingkat pembelian dari masyarakat Indonesia terhadap suatu produk atau bisa dibilang jika orang Indonesia sangat loyal dalam berbelanja. Namun, pertumbuhan ekonomi ini ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadapt kenaikan harga daging sapi saat ini. Sebuah penelitian yang diadakan oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan juga Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesai ( Apfindo) menyatakan bahwa kebutuhan daging sapi pada tahun 2015 mencapai 640.000ton.

Tentu saja kenaikan akan kebutuhan daging sapi ini meningkat drastis dibandingkan permintaan ditahun sebelumnya yaitu 590.000 ton. Tentu saja hal ini juga bisa menjadi peluang bisnis tersendiri untuk para peternak sapi potong supaya lebih meningkatkan produksi sapinya. Bahkan, kenaikan permintaan daging sapi ini juga membuat jumlah peternak sapi semakin bertambah. Namun, sayangnya walaupun jumlah peternak sapi bertambah tetapi jumlah pasokan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi ini masih belum tercukupi.

Konsumsi Daging Sapi di Indonesia dan Ketersediaannya

Konsumsi daging sapi di Indonesia dan ketersediaannya

Tingkat konsumsi daging sapi di Indonesia pada tahun 2014 mencapai kurang lebih 3,1 juta ekor. Kemungkinan di tahun 2015 tingkat konsumsi sapi akan terus meningkat menjadi 3,4 juta ekor. Namun, sangat diasayangkan tingginya tingkat konsumsi sapi ini tidak dibarengi dengan tingginya produksi sapi dari para peternak yang hanya bisa memasok kurang lebih 2,3 juta ekor. Idealnya, daging sapi yang di import dari luar negeri mencapai 1,1 juta ekor saja untuk menutupi kekurangan pasokan daging sapi di dalam negeri.

Selama ini, kebanyakan impor daging sapi berupa 40% daging sapi beku dan 60% sapi hidup. Nantinya, daging sapi beku ini ditujukan untuk para pengelola hotel, restaurant, dan juga katering. Sedangkan untuk sapi hidup untuk memenuhi kebutuhan sapi segar di dalam negeri. Selain itu, kenaikan akan kebutuhan pemeliharaan sapi juga meningkat seiring meningkatknya pula kebutuhan ekonomi saat ini. Sehingga para peternak juga harus bisa menyiasati biaya untuk pemeliharaan sapi agar tetap mendapatkan keuntungan.

Tahun 2014 lalu, pemerintah memberikan indikatif import sapi hidup dan juga sapi bakalan yang sudah siap potong mencapai 750.000ton. Tentunya indikatif ini bisa saja berubah jika permintaan di pasar-pasar terus meningkat. Konsumsi daging sapi saat ini memang tidak sesuai dengan ketersediaannya di pasaran. Sehingga sangat disayangkan jika pemerintah harus terus mengimport daging sapi dari luar negeri, padahal masih dapat dilakukan alternatif lainnya seperti membuka jalur baru transmigrasi yang dikhususkan untuk beternak sapi dan menanam tebu serta jagung.. lebih baik pemerintah mendukung rakyatnya sendiri ketimbang mendukung rakyat negara lain dengan alih-alih pemenuhan kebutuhan atau stabilisasi pangan .. ini adalah suatu cara yang sangat mudah ter-indikasi penyelewengan demi kepentingan sendiri atau kelompok saja sebetulnya.

Sekarang ini banyak daging sapi yang dioplos dengan daging lainnya seperti daging celeng karena kurangnya pasokan. Maka dari itu, tidak akan ada ruginya jika anda menjalankan usaha ternak sapi karena pasarnya masih sangat tinggi dan kebutuhan akan daging sapi masih terus meningkat setiap tahunnya. Dengan begitu, diharapkan juga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi import daging sapi.

Hingga akhirnya usaha peternakan Sapi masih termasuk sebagai primadona investasi terutama bagi anda yang sedang mau pensiun, ketimbang simpan uang di deposito, simpan emas, buka showroom mobil yang sedang anjlok penjualnnya .. ternak sapi merupakan pilihan investasi menarik.

 

Advertisement

Kategori

Powered by

digital marketing specialist
Jasa SEO Indonesia Terbaik

Artikel Terkait

Pin It on Pinterest

Share This