Internet Banking di Indonesia Berkembang ke Aplikasi Fintech

Era fintech akan mengubah pemakian internet banking di Indonesia. Beberapa perusahaan perbankan seperti bank BTPN dan bank Mandiri sudah mulai mengalihkan penggunaan internet banking ke aplikasi fintech. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu kita dalami lebih lanjut, baik sebagai pengguna maupun sebagai penyelenggara.

Internet Banking di Indonesia Berkembang ke Aplikasi Fintech

Pengguna Internet Banking di Indonesia

Indonesia dengan pengguna internet lebih dari 130 juta orang (sumber: APJII), telah menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara. Transformasi digital telah membawa penggunaan internet banking di Indonesia semakin meningkat. Tahun 2014, sebuah riset menyatakan bahwa pengguna internet banking telah mencapai 10 juta pengguna, dan ini terus tumbuh hingga tahun 2017 sekarang ini, mungkin sudah menyentuh 15 juta pengguna.

Jumlah transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp. 138 triliun per tahun. Sedangkan jumlah transaksi internet banking di Indonesia mencapai Rp. 7.000 triliun per tahun. Dari sini, kita dapat melihat potensi internet banking di Indonesia cukup besar. Dan dengan aplikasi fintech, tentunya pengguna internet banking akan semakin banyak.

Namun, ada berapa hal yang perlu kita awasi bersama, baik sebagai pengguna maupun penyedia, antara lain :

  • Keamanan internet banking dan aplikasi fintech

    Tahun 2017 ini, serangan cyber ke sektor jasa keuangan semakin meningkat drastis. Serangan siber seperti ransomware dan malware semakin bervariasi. Beberapa bank di luar negeri sempat terhenti layanan internet banking mereka selama beberpa hari akibat serangan DDoS. Serangan ini dapat melalui perangkat para pengguna, maupun sistem lainnya seperti IoT pada CCTV kamera perbankan.

    Sebagai pencegahan downtime dan penanganan awal lebih lanjut, pemerintah Indonesia telah mensyaratkan perusahana yang menyelengarakan transaksi elektronik termasuk Bank, Asuransi, Bursa Saham, Fintech, dan Marketplace untuk menggunakan sarana disaster recovery.

    Sarana pemulihan bencana ini dapat menolong perusahaan saat terkena serangan. Operasional sementara dapat di alihkan ke situs data center outsourcing yang lebih kuat, saat para teknisi memperbaiki sumber masalah. Sehingga pelayanan tidak terlalu terganggu, sebab jika tidak maka layanan dapat terhenti beberapa jam atau beberapa hari. Tentunya hal ini akan menyebabkan biaya jauh lebih besar dan menurunkan tingkat kepercayaan.

  • Kestabilan dan kelancaran akses

    Selain serangan cyber yang dapat menghentikan akses ke layanan internet banking, ada hal lain yang dapat menganggu kestabilan dan kelancaran akses. Transformasi digital secara terus menerus untuk melahirkan inovasi yang mendatangkan kemudahan proses dan flekibilitas. Namun hal tersebut jika tidak didukung dengan lingkungan dan pola kerja DevOps, maka akan sangat beresiko terhadap kestabilan dan kelancaran akses internet banking ataupun aplikasi fintech.

    Kestabilan dan kelancaran akses sangat perlu diperhitungkan, karena kebanyakan pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat smartphone, dan ini merupakan salah satu yang mendasari kenapa aplikasi fintech akan lebih berkembang ketimbang internet banking via website.

    Kebanyakan pengguna mobile, jika lebih dari beberapa detik dalam mengakses suatu aplikasi, maka mereka akan menutup aplikasi tersebut. Oleh karena itu kestabilan dan kelancaran akses akan menjadi faktor penting dalam menentukan kesuksesan aplikasi fintech anda di pasar.

  • Kemudahan proses

    Seperti untuk belanja online, terkadang barang habis dan dana harus dikembalikan dari penjual ke pembeli. Dalam hal ini, kemudahan proses refund merupakan faktor lainnya yang dapat menentukan keberhasilan aplikasi fintech anda. Kecepatan merupakan salah satu tujuan dari penggunaan aplikasi fntech.

  • Fleksibilitas antar penyedia layanan fintech dan internet banking

    Bagi para pengguna, transaksi antar bank dan antar pengguna dengan penyedia aplikasi fintech lainnya merupakan satu hal yang wajib dapat dilakuan. Fleksibilitas ini perlu di dukung pemahan yang baik dan menyeluruh bagi para penyedia aplikasi fintech dan kalangan perbankan.

    Dengan saling bekerja sama antar pihak perbankan dan penyedia aplikasi fintech, semakin kecil lock-in maka akan semakin besar fleksibilitas yang diperoleh para pengguna. Dalam hal ini, persaingan sehat di era fintech ini bukan dalam hal menutup akses satu sama lain. Sehingga, transaksi keuangan melalui aplikasi fintech dapat terus tumbuh dengan laku tingkatan yang baik.

Penggunaan Uang Digital Perlu Sosialisasi dan Edukasi

Pemerintah dan regulator bank telah menerbitkan peraturan yang ditujukan untuk melindungi konsumen dan masyarakat Indonesia melalui peraturan Kedaulatan Data. Selain itu, untuk tahap awal, para penyelenggara transaksi internet banking di Indonesia dan juga fintech, harus mulai memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menekan resiko keamanan.

Kemudahan dan fleksibilitas yang di berikan dari suatu layanan fintech akan termasuk pada kemudahan mendapatkan dana pinjaman. Hal ini dapat di salah gunakan oleh pihak yang kurang ataupun tidak bertanggung jawab.

Dimana peer-to-peer landing akan menjadi primadona baru pada transaksi keuangan elektronik di Indonesia, para donatur ataupun investor harus diberikan perlindungan. Melalui sosialisasi, tentunya para investor dapat lebih aman dalam menempatkan dana mereka pada orang atau perusahaan yang belum dikenal. P2P lending dapat mendorong inovasi dan meningkatkan pertumbuhan entrepreneur di Indonesia.

Infrastruktur teknologi informasi merupakan tulang punggung operasional layanan internet banking dan aplikasi fintech. Para penyelenggara jasa keuangan elektronik perlu memperkuat infrastruktur dan operasional IT mereka. Menjaga ketersediaan layanan, keamanan dan membuat fitur-fitur baru yang lebih menarik merupakan nilai keunggulan kompetitif yang menjadi tujuan bisnis perusahaan anda.

Oleh karena itu, para pimpinan IT perusahaan di Asia Tenggara yang telah memasuki trend investasi pada teknologi transformasi digital, perlu di dukung oleh para CEO dan CFO. Kesamaan visi dapat menjadi dasar permulaan sinergi untuk berkolaborasi.

Dengan pemahaman yang tepat mengenai transformasi digital, maka hal tersebut baru dapat diselaraskan dengan tujuan bisnis. Dan pada intinya, perusahaan harus menilai ulang strategi IT mereka baik dari sisi persiapan, operasional, pengembangan, disamping kesiapan dalam menghadapi downtime.

Downtime akan melibatkan banyak biaya dan kerugian yang tidak pernah terduga sebelumnya. Pemahaman pada rencana dan strategi keberlanjutan usaha merupakan hal yang mendasari sukses atau tidaknya perusahaan anda dalam melakukan transformasi digital secara terus menerus.

80% transaksi keuangan elektronik di Indonesia masih menggunakan uang tunai, ini merupakan peluang besar untuk layanan internet banking di Indonesia dan aplikasi fintech. Perkuat infrastruktur dan operasional teknologi informasi anda mulai dari sekarang!

 

Advertisement

Kategori

Powered by

digital marketing specialist
Jasa SEO Indonesia Terbaik

Artikel Terkait

Pin It on Pinterest

Share This